Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Koper Pengetahuan dan Cinta



Bila waktu membagi diri menjadi besok dan kemarin
kamu akan selalu berada di tengah
di antara pilihan yang tidak terlalu sulit.
Menengok ke belakang untuk memindahkan jejak yang tertinggal
atau memandang ke depan untuk menyapa jejak yang belum terjadi.
.
Koper pengetahuan akan bertambah setiap kali bertemu persimpangan.
Kian lama kian berat memang
tapi kamu berada di antara pilihan yang tidak terlalu sulit
meninggalkannya atau membawanya serta.
.
Kadang kamu harus bertemu persimpangan tanpa tanda
selatan, utara, barat daya, timur laut, samping kiri, atas, tenggara atau barat.
Tak perlu takut memilih
karena setiap pilihan yang salah hanya akan membawamu kembali.
.
Kalau kamu meninggalkan sebagian koper-koper itu
kamu akan menemukannya kembali masih pada tempatnya.
Tidak ada pencuri dalam perjalanan ini.
Bahkan jantungmu pun masih akan berdetak di tempat yang sama jika kamu tanggalkan.
.
Bila kenangan membagi diri menjadi pahit dan manis
kamu akan selalu berada di tengah
di antara pilihan yang tidak terlalu sulit.
Mengecup kepahitan agar betah bersamamu atau mencium yang manis agar kerasan di sampingmu.
.
Koper berisi cinta akan bertambah setiap kali kamu mengecup dan mencium.
Kian lama kian berat memang
tapi kamu berada di antara pilihan yang tidak terlalu sulit
meninggalkannya atau membawanya serta.
.
Tinggalkanlah koper-koper itu
tidak ada pencuri dalam perjalanan ini.
.
Tak usah khawatir.
Setiap ons debu jalanmu telah ditakar
setiap jengkal yang kamu tapaki telah dihitung oleh Sang Pencatat.
Dia seperti matahari yang selalu mengawasi perjalananmu.
Tidak akan ada satu pun perjalanan yang terlewatkan.
.
Hanya ada satu kabar buruk.
Perjalanan ini tidak memiliki ujung. 
Sepanjang apapun jejak-jejak yang tertinggal di belakang
dan sejauh apapun jejak-jejak yang menantimu di depan
jiwamu tidak akan pernah merasa terpuaskan
sampai kamu menemukan kembali semua pengetahuan dan cinta yang tertinggal
dan melangkah lebih jauh dari ruang dalam kepalamu.

-----


ilustrasi gambar dari: petapixel.com
pertama kali ditayangkan di kompasiana.com


Baca Juga:

Aku Lelah Berderma


 photo Jangancopasing.jpg

Komentar

Lis Suwasono mengatakan…
Pokoknya jalan teruuusss... 👍👍👍
pical gadi mengatakan…
Betul bu Lis. Jalan terusss.... :)
Makasih ya mampirnya