Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Pagi adalah Kontemplasi Hidup

gambar dari: saturnspace.deviantart.com

Pagi adalah saat kehidupan berkontemplasi
Merenungkan eksistensinya dari balik jendela semesta
Beratap teduh doa 
Bertilam hening damai

Pagi adalah bingkisan Sang Pencipta
pesonanya menghentikan bintang-bintang
jadi jembatan membentang
antara mimpi-mimpi yang membuat langit beku
dan cerita keberhasilan dalam darah, air mata dan peluh

Pagi membawa kepingan mozaik harapan
yang dirangkai oleh tulus ikhtiar
Seperti embun yang memanggil kabut
Dia memanggil matahari untuk menghangatkan jiwa

Pagi adalah saat kehidupan berkontemplasi  
Dan mengisi sukmanya dengan paduan suara para pekerja
memenuhi relung-relung dunianya
dengan uap di atas gelas kopi
dan asap mesin-mesin yang dipanasi

Pagi menyadarkan kita pada sebuah hadiah luhur
yang diberikan cuma-cuma oleh sang penguasa waktu.

________________
Baca Juga:
Jeda Irama
Tawa


 photo Jangancopasing.jpg

Komentar

Membaca dan merenung :)
pical gadi mengatakan…
Sipp.... yg penting jangan lama2 merenungnya. Karena kalu kelamaan jadi susah dibedakan merenung apa ngantuk :D
Ryan M. mengatakan…
Thx sudah mengingatkan :)
pical gadi mengatakan…
Sama2 mas Ryan. Thx sudah mampir yaa
Lis Suwasono mengatakan…
Pagi adalah saat menarik napas udara bersih
Perabot penunjang hidup dariNya

Selamat beraktivitas, Mas Pical...
pical gadi mengatakan…
Trims mampirnya mbak Lis.
Mudah2an besok, pagi datang lagi menghampiri kita semua
Ando AJo mengatakan…
pagi adalah awal kehangatan
dalam cipta rasa cinta Tuhan
sejud bersukur Ayahanda Adam
sebab hari tak selalu malam
===============
eaaa :D kereeennn Bang e
pical gadi mengatakan…
:D
Bang Ando, komentarnya ditambah dua bait lagi bisa jadi satu puisi juga tuh :)
Trims sudah mampir yaa
Ando AJo mengatakan…
hahahha :D :D