Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Setelah Politisi Berkicau



Riuh rendah
seringai kata-kata luruhkan rigiditas data-data.
Setelah kicau kontroversi diunggah politisi
genting mayapada hater-lover keblinger

cuit digital berubah jadi genderang perang sudah.
Media pasang gawai rakyat pasang badan
Laiknya algojo tunggu komando.
.
Padahal sang politisi telah lari sembunyi
ngemil sebiji dua kuaci

sambil rebahan dan nonton TV



---


pertama kali ditayangkan di kompasiana.com 
ilustrasi gambar dari: pekanbaru.co



Baca Juga Fiksi Keren lainnya:

Koper Pengetahuan dan Cinta







 photo Jangancopasing.jpg

Komentar